Mencegah Penyakit Musim Hujan

Mulai bulan Oktober-April, Indonesia dilanda musim hujan. Bahkan sejak Januari, rasanya hujan tidak pernah berhenti menyiram beberapa kota di Indonesia, salah satunya Jakarta. Musim hujan ini tentunya merubah lingkungan disekitar kita. Perubahan lingkungan inilah yang dapat menyebabkan perubahan kondisi tubuh.

Dampak langsung terhadap tubuh kita misalnya, basah karena terkena hujan yang kemudian dapat menimbulkan penyakit. Selain itu juga terdapat dampak tidak langsung karena terjadinya genangan air yang memudahkan jentik nyamuk berkembang biak.

“Bahkan banjir akibat hujan juga dapat menyebabkan rumah menjadi kotor dan sumber air bersih berkurang. Karena itu memang di musim hujan ada beberapa penyakit yang berisiko meningkat kejadiannya,” tutur Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD (K).

Perubahan dari musim panas ke musim hujan dapat lebih mudah menimbulkan penyakit influenza dengan penularan melalui butiran ludah yang beterbangan di udara. Untuk itu Samsuridjal menyarankan bagi orang usia lanjut agar menghindari kontak dengan penderita influenza serta meningkatkan perlindungan terhadap influenza dengan vaksinasi influenza.

Terapi influenza dapat dilakukan untuk mengurangi penderitaan dan memperpendek masa sakit. Biasanya, terapi ini diberikan dalam bentuk terapi simtomatik untuk mengurangi demam, batuk dan pilek.

“Sekarang sebenarnya sudah tersedia obat untuk virus influenza namun obat ini masih sulit memperolehnya dan penggunaannnya harus sedini mungkin sebaiknya dalam 48 jam pertama terkena flu,” ujar Samsuridjal.

Penderita asma juga harus menghindari influenza karena influenza dapat menyebabkan serangan Asma. Selain itu, pada musim ini, penyakit seperti demam tifoid, disentri, hepatitis A juga rentan ditularkan melalui makanan akibar berkurangnya ketersediaan air.

Pencegahan demam tifoid dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak dengan kuman yang mencemari makanan atau minuman. Penyakit ini juga dapat dicegah dengan vaksinasi demam tifoid yang memberikan perlindungan penularan penyakit demam tifoid untuk 3 tahun. Diare dan disentri juga dapat disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar.

“Jika ada hujan maka sumber air minum harus dijamin kebersihannya,” tambah Samsuridjal.

Pada situasi banjir juga penduduk mengalami keterbatasan dalam banyak hal termasuk keterbatasan dalam makanan dan minuman. Sehingga, baik penduduk yang rumahnya terkena banjir maupun penduduk yang mengungsi dapat mengalami diare jika sumber air bersih tak mencukupi.

Sumber air untuk mandi juga biasanya terbatas sehingga penyakit kulit juga akan meningkat. Jika terjadi penyakit kulit diperlukan obat khusus untuk mengatasi penyakit namun jangan lupa menyediakan air bersih agar penyakit kulit tak berulang.

Kita sebenarnya beruntung karena negara kita tidak berkecenderungan mengalami musim yang ekstrim. Meskipun demikan, upaya menghadapi musim hujan harus dilakukan dengan baik. Periksalah apakah ada bagian atap yang bocor, saluran air di muka rumah yang tersumbat. Jangan dibiarkan genangan air baik di kaleng, ban atau tempat penampungan air karena mengundang risiko berkembangbiaknya nyamuk demam berdarah.

“Hujan memang dapat mengundang penyakit namun jangan dilupakan hujan juga merupakan hadiah yang berharga dari Tuhan karena dengan adanya hujan banyak tumbuhan dan hewan yang dapat melanjutkan kehidupannya,” jelas Samsuridjal.

0 komentar: