Transformasi Kotatua Ke Panggung Kreatif

Dalam sekejap, ribuan orang yang memenuhi taman fatahilah sabtu malam (13/3) dibuat takjub oleh pertunjukan yang ada didepan mereka. Gedung fatahillah yang semula berdiri kokoh di depan mereka tiba-tiba berubah menjadi hutan rawa seperti keadaan taman Fatahillah pada tahun 1200-an sebelum VOC menjadikannya pusat pemerintahan. Transformasi kemudian berlanjut, gedung fatahillah yang berusia 3 abad tersebut “berdiri kembali”, namun kali ini gedung tersebut dicoret-coret dengan gambar batik. Tak lama kemudian para penari topeng betawi, musisi rock, pemain gamelan, pesilat merebut kembali kawasan tua itu sebagai tempat berkumpul dan ruang bagi orang-orang kreatif.

Transformasi museum fatahillah dari masa lampau ke masa depan tersebut adalah hasil kolaborasi D-Fuse (UK), Adi Panuntun (Sembilan Matahari), Sakti Parantean (Fictionary Films), Feri Latief, Dan Taqarrabie dengan dukungan British Council dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka menggunakan teknologi proyeksi 3 dimensi (3D) video mapping yang baru ditemukan di Eropa 3 tahun lalu.

“Bagus banget, sangat kreatif. Lighting-nya bagus,” tutur Arum (19), salah satu penonton.

Programme Officer British Council, Winda Wastu Melati menyatakan pertunjukan seni video maping 3D yang merupakan hasil 3 proyektor berkekuatan 15.000 megawatt ini baru pertama kali digelar di Indonesia.

“Untuk membuat video maping 3D ini, museum Fatahillah diukur secara detail setiap centinya dan tidak bisa digunakan pada bangunan lain,” tutur Winda.

Director film sembilan matahari Sakti Parantean ini menjelaskan, selain ini menjadi pemutaran perdana video maping 3D di Indonesia, pemutaran ini merupakan pertunjukan video maping 3D pertama di dunia yang menggunakan narasi.

“Butuh proses efektif selama 2 bulan, mulai dari mencari kemungkinan tampak muka, pengukuran, hingga syuting,” jelas Sakti.

Video yang merupakan hasil 3 proyektor berkekuatan 15.000 megawatt ini diputar setelah Gubernur Jakarta Fauzi Bowo meluncurkan konsep Jakarta Kota Kreatif. Meskipun hanya diputar selama 10 menit, pertunjukan ini mampu menyihir ribuan penonton hingga hanya terdegar kata “wah” selama pertunjukkan berlangsung.

Yuli (24), salah satu penonton yang khusus datang untuk melihat pertunjukkan spektakuler ini menyatakan kekagumannya pada hasil karya anak bangsa tersebut, meskipun menurutnya masih terdapat kekurangan pada video mapping ini.

“Bagus, tapi efeknya kurang. Saya sudah lihat video mapping yang diputar di Inggis lewat Youtube, sepertinya lebih bagus,” tutur Yuli.

Jakarta Kota Kreatif

Pemutaran video mapping 3D ini adalah salah satu event yang merupakan bagian dari pencanangan kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan British Council selama 3 tahun untuk menciptakan Jakarta Kota Kreatif.

Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Aurora Tambunan mengatakan kerjasama ini dapat direalisasikan dalam bidang seni, pariwisata, maupun pendidikan. Pemerintah DKI Jakarta akan mentransformasikan gedung dan bangunan tua yang semula hanya menjadi gudang akan menjadi “panggung” dan ruang eksperimen bagi kaum muda untuk melakukan hal-hal kreatif.

“Mudah-mudahan dalam 3 tahun akan banyak anak muda diseluruh Jakarta yang mengembangkan Jakarta Kreatif. Kotatua ini akan menjadi panggung dari orang-orang kreatif Jakarta dan video mapping ini adalah salah satu langkah awal,” tutur Aurora.

Aurora menambahkan event pertunjukkan ini adalah salah satu strategi pemerintah dalam program revitalisasi Kotatua. Program revitasiasi Kotatua ini dilakukan untuk mengembangkan kawasan Kotatua sebagai wilayah budaya, melestarikan heritage, serta memunculkan potensi ekonomi Kotatua.

Salah satu wujud munculnya potensi ekonomi DKI Jakarta adalah peluncuran cendera mata oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta. Selama ini DKI Jakarta tidak memiliki buah tangan khas Jakarta selain makanan yang sulit dibawa untuk lokasi jauh. Selain menjadi buah tangan, pengusaha muda anggota Kadin Jakarta Fathiya Harmidy menyatakan program ini bukan sekedar bisnis kriya melainkan strategi pencitraan bagi kota Jakarta sebagai ibu kota.

“Cinderamata khas Jakarta ini nantinya akan memunculkan industri baru di DKI Jakarta,” tutur Yuliandre Darwis, Juru Bicara Kadin DKI Jakarta

Selain itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga berencana untuk mentransformasi salah satu gedung tua milik BUMN untuk dijadikan salah satu kampus Institut Kesenian Jakarta. Menurut Aurora, dengan adanya institusi pendidikan maka anak banyak orang yang rutin ke kawasan Kotatua.

“IKJ akan mewarnai kehidupa Kotatua. Kita juga berencana mengisi akhir pekan di Kotatua dengan berbagai kegiatan supaya masyarakat datang ke kawasan ini,” tambah Aurora.

0 komentar: