Bandung: Dari Sebuah Danau


Bandung memang memiliki sejuta pesona untuk menarik perhatian wisatawan. Keindahan kota Bandung yang diapit oleh beberapa pegunungan membuat kota ini menjadi salah satu kota yang seolah memiliki magnet untuk menarik para wisatawan lokal maupun asing.
Tapi tahukah kamu? Kota Bandung yang memiliki keindahan panorama alam ini, dahulu merupakan sebuah danau dan dikenal dengan Danau Bandung Purba. Ketinggiannya mencapai 715 meter di atas permukaan laut dengan luas ± 50 X 15 Km.
Pembentukan danau Bandung merupakan sebuah depresi atau penurunan akibat kegiatan tektonik dan peristiwa denudasi yang terjadi sejak 125 ribu tahun yang lalu. Saat Bandung menjadi sebuah danau yang sangat besar, genangan air bersentuhan dengan daerah perbukitan di seluruh tepian danau, serta adanya aliran sungai-sungai diperbukitan. Ini menyebabkan terjadinya proses erosi terhadap batuan diseluruh daerah perbukitan yang mendangkalkan kedalaman danau.
Proses penggenangan danau dan proses erosi terjadi secara perlahan dalam waktu yang sama.Danau Bandung pun menyusut dan mengering secara perlahan. Air Danau mengalir melalui celah-celah pasiripis/hogback pasir kiara puncak larang diwilayah Saguling.
Adanya kehidupan di tepian Danau Bandung dibuktikan dengan ditemukannya artefak/alat bantu dari masa Paleolitik Sampai Masa Neolitikdi sekitar Dago Pakar, Padalarang, Lembang, Cicalengka, Banjaran, Soreang, dan Cililin pada ketinggian 723 meter di atas permukaan laut.
Legenda Sangkuriang yang merupakan sasakala Gunung Tangkuban Perahu, turut memperkuat keberadaan danau tersebut.
Penyusutan danau menyisakan ranca (rawa) dan situ (kolam yang luas) di beberapa tempat.Perisiwa alam ini diabadikan dalam nama-nama daerah di Kota dan Kabupaten Bandungmuncul nama-nama daerah yang disesuaikan dengankeadaan alamnya, sepert Ranca Ekek, Ranca Bolang, Ranca Maung, Ranca Munding, Ranca Badak, Situ Aksan, dan sebagainya.
Daerah-daerah berawa maupun situ itu kini telah menjadi perumahan
penduduk.
Sumber : Papan Informasi tentang terbetuknya Bandung di Museum Sri Baduga

0 komentar: