Kembali Ke Masa Kejayaan Perangko


nda suka mengkoleksi perangko? atau mungkin hanya suka dengan perangko, namun tidak mengkoleksinya?
Jika Anda menyukai perangko atau hal-hal yang berhubungan dengan benda pos, Anda harus mengunjungi Museum Pos yang terletak di Kantor Pusat Pos Indonesia, Jalan Cilaki 73, Bandung.
Disini, Anda akan menemukan koleksi berbagai jenis benda filateli, peralaan yang dipergunakan layanan pos sejak zaman Hindia Belanda, dan benda-benda lain yang bernilai sejarah.
Untuk memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mengenal benda-benda koleksinya, museum yang berdiri tahun 1931 ini mengelompokkan koleksinya menjadi tiga, yaitu koleksi sejarah, koleksi filateli, dan koleksi peralatan .
Salah satu koleksi yang bernilai sejarah adalah Surat Mas Raja-raja “Golden Letter”. Dalam koleksi museum, selain disajikan koleksi perangko ndonesia, juga terdapat koleksi perangko yang berasal dai 178 negara.
Perangko yang pertama di dunia diterbitkan di Inggris atas gagasa Sir Rowland Hirll pada 6 Mei 1864. Perangko berwarna hitam dikenal ini dikenal dengan “The Penny Black”. Perangko ini bergambar Ratu Victoria yang disajikan dalam bentuk lukisan.
Sedangkan perangko pertama yang digunakan di Indonesia diterbitkan Pemerintah Hindia Belanda pada 1April 1864. Perangko tersebut berwarna merah anggur berambar Raja William III dengan harga nominal 10 cent. Perangko yang hampir berusia 150 tahun ini terdapat dalam bentuk aslinya di museum.
Brevenbus merupakan bis surat pada zaman Hindia Belanda. Bis surat ini deitempatkan di pinggir jalan strategis agar mudah terjangkau publik dengan maksud untuk memdahkan masyarakat untuk mengeposkan kirimannya. Bis surat ini pertama kali digunakan pada 1829 di kantor Pos Batavia, sedangkan bus surat untuk umum disediakan di Kantor Pos Semarang pada 1850 dan di Surabaya tahun 1864.
Museum yang memiliki bangunan berarsitektur Belanda ini terdiri atas dua lantai.
Lantai basement berisi benda-benda koleksi secara lengkap yang tediri atas tiga jenis benda koleksi yaitu benda koleksi sejarah, peralatan, dan filateli.
Sedangkan lantai 1 berisi ruang galeri dan ruang social center. Ruang galeri dimaksudkan untuk memperkenalkan Pos Indonesia kepada pengunjung, sehingga pengunjung pameran memperole gambara tentang informasi peusahaan secara selintas.
Ruang social center merupakan ruang edukasi masyarakat dan sebagai pusat pengembangan sosio-kultur di bidang layanan pos. Selain mendapat informasi, di ruangan ini masyarakat juga diberi kesempatan untuk melakukan praktek secara langsung berkaitan dengan proses pengiriman surat mulai dari menulis surat, menempelkan peragko, pengecapan, dan pengeposa surat pada bis surat. Ruang tersebut dipadkan dengan kantor pos serta loket filateli yang dapa melayani masyarakat secara langsung, diharapkan masyarakat dapat memperoleh nilai atas kunjungan tersebut.
Museum Pos ini buka untuk umum setiap hari senin sampai jumat mulai pukul 09.00-16.00. Untuk memasuki museum ini juga tidak dipungut biaya.

0 komentar: